signature

oleh: Chiaki Asaari

Cinta Sebagai Pelarian Diri

 

Semua orang ingin cinta… ya kan? Kebutuhan untuk merasakan kasih sayang, ada di dalam DNA kita. Maka keinginan dan naluri untuk mencintai dan dicintai sangat kuat.

 

Kebutuhan akan cinta❤️

Setiap orang ingin merasa dimiliki dan memiliki. Bahkan kita merasa kita harus dicintai…“I deserve it!”

Saking merasa berhak atas cinta seperti yang diinginkan, kita rela melakukan segala sepak terjang untuk mencari dan mendapatkannya.
Itu wajar kok…. Ini adalah sebuah pencarian yang semua orang akan alami.

Tapi apa jadinya kalau pencarian cinta itu dilatarbelakangi oleh alasan yang salah?

Misalkan, kamu mencari cinta karena kamu butuh pelarian. Atau bisa juga karena kamu merasa takut.

Jika hal seperti itu menjadi alasan kamu mencari cinta, maka satu saat kamu pasti akan menderita.

Tetapi tidak hanya mengalami penderitaan yang biasa-biasa saja, namun kamu akan masuk kedalam pola penderitaan bersiklus.
Artinya kita terus menerus mengulangi pola yang tidak sehat (toxic) dalam suatu hubungan.

Kamu menyalahgunakan cinta sebagai obat yang bisa menghilangkan rasa sakitmu. Obat yang bisa membuat kamu melupakan segala persoalan dan masalahmu.

Tetapi seperti seorang pecandu obat-obatan, semakin lama kamu akan membutuhkan dosis yang lebih besar.

 

mengejar-cinta

Kejar cinta online…

 

Akibat Penyalahgunaan Cinta

Lalu bagaimana saat kita tidak mendapatkannya dari pasangan yang sekarang?
Cinta yang sudah ada itu akan dibuang.💔

Kita putus. Kita cerai. Kita mencoba untuk mencari orang lain, yang akan mengobati luka kita.

Lalu kamu merasa butuh lebih banyak lagi.
Kemudian menjadi bosan lagi.
Kita pergi…

Dan siklus itu berulang lagi.

 

Mengapa Kita Menggunakan Cinta Sebagai Pelarian?

Salah satu alasan yang paling sederhana yaitu karena dari kecil kita sudah diprogram seperti itu.
Kita dibuat percaya bahwa tujuan hidup yang paling hebat adalah “menemukan cinta romantis”.

Dari umur dua tahun, kita dibacakan dongeng-dongeng tentang putri yang jatuh cinta kepada pangeran.
Diselamatkan dari kehidupan yang kejam.
Dan akhirnya mereka menikah.

Ingat dengan kalimat, “ …and they lived happily ever after.”?
Kepercayaan akan cinta romantis sudah lama ditanam dalam pikiran kita yang rapuh.

Cinta-abadi

Cinta abadi…

Semakin kita dewasa, ide bahwa mencari cinta adalah tujuan hidup diperkuat oleh film-film Hollywood, majalah, lagu-lagu pop, buku Novel… (favorit saya dulu adalah novel Barbara Cartland 😅).

Dan parahnya, semua itu didukung oleh media sosial dan orang-orang di sekitar kita.
Bisa dibilang bahwa kita dicuci otak.supaya melihat cinta sebagai satu-satunya jalan menuju kebahagiaan dan kepuasan.

Alasan lainnya adalah, kita menggunakan cinta sebagai alat untuk menghilangkan dan menghindari rasa sakit, sedih, kurang nyaman, kesepian, kekosongan batin dll…

“Sensasi” rasanya jatuh cinta tak tertandingi. Memang itu harus diakui, bahwa jatuh cinta rasanya sangat memabukkan.
Semacam narkoba, jatuh cinta adalah ekstasi murni.

Kehidupan akhirnya terasa ajaib dan menakjubkan lagi.
Segala hal rasanya dapat dicapai. Ombak-ombak kebahagiaan menyapu kamu.

Kamu merasa hangat, terangkat, dan mabuk sekaligus.
Optimisme menggantikan pandangan pesimismu tentang kehidupan.
Kamu merasa seperti orang baru!

Betul kok… Jatuh cinta adalah petualangan yang sangat menakjubkan.
Itu adalah karunia besar. Tapi bagaimana pengalaman semacam itu menjadi rusak?

Jawabannya adalah karena motivasi kita menodai pengalaman tersebut.
Ingatlah bahwa kita tidak selalu sadar dengan motivasi-motivasi kita sendiri.

Sekali lagi:

Saat cinta digunakan sebagai pelarian, itu akan berfungsi seperti narkoba.  Digunakan hanya untuk meredakan rasa sakit.

cinta-dan-bahagia

Tak ada bahagia tampa cinta?

Motivasi Cinta yang Salah

Motivasi membuat kalian menentukan kondisi-kondisi terhadap hubungan kalian.Misalnya, kondisi dominan yang sering tidak terucapkan adalah:

“Kamu harus membuat saya bahagia. Alihkan perhatian saya dari rasa sakit dan kekosongan, agar hubungan ini berhasil.”

Ketika kondisi ini tidak terpenuhi secara konsisten, hubungan mulai memburuk dan hancur.

Kita sebagai manusia lumayan cerdik dalam mencari cara untuk melarikan diri dari kesedihan, amarah, kesepian, dan kekosongan batin. Semua hal yang bisa mengalihkan perhatian kita, digunakan untuk melewati dan menghadapi penderitaan ini.

Contoh populer pelarian yaitu makanan, TV, gossip, drama, seks, berpesta, gila kerja, shopping dan tentu saja, narkoba dan minuman keras.

Tapi yang paling menonjol dari semuanya adalah dengan mengejar cinta.

 

10 Tanda Kamu Menggunakan Cinta Untuk Lari Dari Diri Sendiri

Terlebih dahulu, perlu diketahui bahwa saya adalah orang yang sangat menghargai kebenaran dan kejujuran. Saya harap kamu juga sama.Namun seperti yang kita ketahui, kebenaran bisa sangat menyakitkan.

Jadi, jika kamu mendapat tamparan dari artikel ini, luangkan waktu untuk merenung dan berpikir.

Cinta adalah topik yang sensitif. Banyak orang lebih memilih untuk hidup di dunia fantasi daripada dunia nyata. Kamu di kalangan mana ?

Ada satu pertanyaan, yang banyak dihindari oleh orang-orang. Coba tanyakan pada diri sendiri. Tapi harus jujur iya…
Karena kejujuran adalah kebijakan terbaik dalam hal cinta (dan segala sesuatu dalam hidup).

“Apakah saya menggunakan cinta sebagai pelarian?”

 

melarikan-ke-cinta

Apakah saya pergunakan cinta sebagai pelarian ?

Ini tanda-tanda kamu menggunakan pencarian cinta sebagai pelarian adalah:

  • Kamu percaya bahwa kamu “tidak komplit” tanpa pasangan romantis/soulmate.
  • Kamu tidak nyaman sendirian atau menghabiskan waktu sendiri.
  • Kamu seorang relationship hopper: Kamu loncat dari satu hubungan ke hubungan lain dengan cepat
  • Semua harapan dan impian kamu, menjadi motivasi dalam pencarian kamu untuk cinta
  • Kamu percaya bahwa hubungan/pasangan yang sempurna akan menyelesaikan semua masalah kamu
  • Kamu mempunyai hubungan yang dramatis dan penuh badai di masa lalu
  • Kamu merasakan kegelisahan dan rasa tidak aman dalam hubungan kamu
  • Kamu menginginkan hubungan yang mendalam dan penuh perasaan, tetapi kamu selalu berakhir dengan pasangan yang dangkal
  • Kamu menganggap dirimu sebagai seorang romantis atau idealis (atau dua-duanya)

Mengapa saya memilih pertanda-pertanda ini?

Begini: Kalau kamu menggunakan pencarian untuk cinta untuk lari dari kenyataan, kamu terdorong oleh idealisme romatis.

Kamu percaya bahwa cinta sejatimu akan melengkapi kamu. Ini adalah kesalahan!
Karena kamu membuat harga diri dan kebahagiaanmu tergantung pada orang lain.

Sehingga membuatmu merasa cemas dan dalam bahaya yang konstan.

👉Rasa keutuhan (wholeness) harus ditemukan di dalam dirimu sendiri. Bukan di dalam diri orang lain.👈

Saat kamu menemukan pasangan, sebenarnya kamu telah menemukan orang yang memenuhi kebutuhan pikiran bawah sadarmu. Yaitu untuk melarikan diri dan menghilangkan rasa sakit.
Tetapi karena hubungan kamu berdasarkan atas motivasi yang salah, hubungan kalian akan mulai hancur.

Karena itu kamu merasa kosong atau sendirian. Masalahnya, kamu tidak tahan sendirian.
Jadi kamu akan masuk ke dalam hubungan yang lain, dan yang lain, dan yang lain.

Sehingga kamu akan mengulang siklus yang sama.

Hal itu hanya akan membuatmu merasa lelah.

cinta-gimana

”Harga diri dan kebahagiaan ada di dalam dirimu sendiri”


 

Cara untuk Mengalami Cinta Otentik — Tanpa Kecanduan & Pelarian

 

Saat pencarian cinta kamu terdorong oleh motif pelarian diri atau untuk mengurangi rasa sakit/kosong batin, kamu akan selalu merasa tidak senang.Setelah sekian lama, kamu mungkin akan menyerah. Tidak lagi berharap untuk memiliki hubungan yang memuaskan.

Yang terburuk, kamu bisa menjadi sinis dan menyatakan bahwa cinta tidak ada gunanya.

Untuk menghindari hal ini, kamu harus, pertama dan terutama, SADAR AKAN DIRI SENDIRI.

Kamu harus dengan jelas dan dengan jujur MENGAKUI ini sebagai masalah yang harus diselesaikan.

Tak akan ada pertumbuhan atau kemajuan tanpa tahap pertama ini.

..

Bagaimana keluar dari kecanduan cinta ?

Kamu ingin mempunyai hubungan cinta yang otentik dan mendalam?Coba lakukan hal-hal ini:

1. Berhenti mengejar cinta

Jika kamu terobsesi untuk terus menerus mencari dan mengejar cinta, kamu akan mengalami frustasi dan keputusasaan.
Coba pahami konsep ini dengan benar-benar.
Mengejar kebahagiaan membuat kesengsaraan.

“Kebahagiaan itu muncul dari dalam dirimu sendiri, bukan dari orang lain”.

2. Gantilah pengejaran kamu dengan bentuk pelarian yang lebih sehat.

Sangat susah untuk berhenti melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan.

Untuk mencegah dirimu dari melakukan kebiasaan itu, carilah suatu hal lain untuk mengalihkanmu. Hal-hal yang positif dong.

Bentuk sehat pelarian diri diantaranya adalah mempelajari ilmu baru, membuat goal, melakukan hobi-hobi.
Carilah sesuatu yang menarik atau menyenangkan untuk kamu.

Dan salurkan energi kamu untuk mempelajarinya dan menguasainya.

 

 

hobi-ganti-cinta

Mengerjakan hobi…

3. Jelajahi pikiran dan perasaanmu — secara mendalam

Luangkan waktu berpikir tentang apa yang kamu rasakan. Apa yang kamu sedang coba hindari?
Pikirlah sedalam mungkin.

Contohnya, kamu berpikir kamu sedang menghindari rasa bosan.

Tetapi kalau kamu berpikir dengan lebih dalam, kamu akan temukan mungkin kamu sebenarnya takut kesepian dan merasa sendirian.

Tetapi yang sebenarnya kamu takuti adalah kekosongan dan kehilangan jiwa kamu.

Banyak hal yang ditakuti oleh manusia seperti benci pada diri sendiri dan harga diri yang rendah. Termasuk juga patah hati, kesedihan, depresi, kemarahan, kesepian, dan kekosongan.

Menjelajahi pikiran dan perasaanmu secara mendalam akan berfungsi sebagai jembatan emosional.
Dan dari situ kamu akan menemukan kejelasan.

4. Hadapi dan terima sisi burukmu

Setiap orang mempunyai sisi buruk yang biasanya kamu tidak mau lihat dan hindari.
Saya sarankan agar kamu mengenali sisi buruk itu.

Saat kamu menemukan apa ketakutan terbesarmu, hanya ada dua jalan.

Jalan pertama adalah menghindar ketakutanmu (dan terus menderita).

Jalan kedua adalah dengan menghadapi ketakutanmu secara berani (dan akhirnya mengalami kebebasan).

 

berani-cinta

“Hadapi ketakutanmu dengan berani!”

5. Biarkan cinta datang kepadamu

Daripada mengejar cinta, biarkan itu datang kepada kamu saat waktunya tepat.
Alam Semesta tidak dapat dipaksa atau dimanipulasi untuk memberi apa yang kamu inginkan.

Bersikaplah rendah hati dan lepaskan kebutuhan akan kontrol.
Jodohmu akan datang ketika waktunya tepat.

Tetapi walaupun kamu tidak bisa mengontrol kapan kekasih kamu akan muncul, kamu bisa mengontrol seberapa reseptif dan terbuka kamu akan pertemuan tersebut.

6. Cintailah dan hormatilah dirimu sendiri

Apakah kamu ingin bertemu dengan jodohmu dan memiliki hubungan yang bahagia dan memuaskan?

Cara terbaik untuk menjadi terbuka terhadap pengalaman ini adalah dengan belajar untuk mencintai dan menghormati diri sendiri.
Itu adalah hal yang utama.

Saat perjalanan cintamu dimotivasi oleh ketakutan atau karena membenci diri sendiri, hubungan kamu pasti akan ternoda.
Tapi saat kamu sudah merasa percaya diri dan aman dengan dirimu sendiri, maka hubungan akan menjadi lebih memuaskan.

Mengapa begitu?

Jawabannya adalah karena kamu tidak bergantung pada pasanganmu untuk validasi dan harga diri. Kamu sudah mempunyai kualitas-kualitas ini.
Jadi belajarlah bagaimana kamu bisa menjadi utuh dan lengkap sendiri!

Kegembiraan kamu akan berlipat ganda ketika kamu bertemu dengan orang yang kamu cintai.

Bukan karena keputusasaan — tetapi karena senang membagi hidup kamu dengan dia.

 

Nikmat-dirimu-sendiri

Menikmati waktu sendirian

 

7. Belajar untuk menikmati saat-saat sendirian

Pendapat umum percaya bahwa harga diri, kepuasan, dan keutuhan didasarkan pada “apakah kamu sudah punya pasangan atau belum”.
Itu adalah pandangan yang salah.

Lupakan itu!

  • Belajar untuk mencintai saat-saat sendirian.
  • Jelajahi siapa diri kamu.
  • Lakukan pencarian jiwa.

Kamu tidak perlu orang lain untuk memenuhi diri kamu. Hanya kamu sendiri yang bisa melengkapi diri kamu sendiri.

Percayalah, “Jiwa kamu sudah lengkap!”

Kamu hanya perlu menerobos rintangan ego untuk menyadarinya.

Pasangan romantis bisa menjadi sahabat, orang terpercaya, kekasih, dan banyak lagi. Tetapi mereka tidak bisa melengkapi kita.
Mentalitas semacam itu hanya akan membuat ketidakbahagiaan dan kekeliruan yang mendalam.

Untuk menyaring makna dari artikel ini: jadilah orang yang sadar diri.

Apakah kamu masih menggunakan cinta sebagai pelarian?
Jika benar, maka saya sangat menyarankan kamu untuk menggunakan saran di artikel ini untuk membebaskan diri kamu.

Hubungan yang mendalam dan penuh perasaan membutuhkan landasan yang kuat. Satu-satunya cara kamu bisa mencapainya adalah dengan belajar menghadapi ketakutan kamu.
Menikmati saat-saat sendirian.
Dan mencintai orang seperti mencintai diri kamu sendiri.

Oh ya, jika kalian masih merasa bingung atau sengsara dengan hubungan cinta kalian, ada berbagai bantuan yang kalian bisa ambil.
‘Relationship counseling’ misalkan.
Cara lain adalah: Tarot reading…

Karena kartu Tarot bisa memberitahukan apa-apa yang terjadi dan hal-hal yang tidak kalian barangkali tidak sadar.

Dan dari hasil pembacaan itu, kalian bisa kembali menavigasikan kehidupan kalian.
Silahkan kontak saya jika kalian merasa membutuhkan bantuan — apapun caranya.

Seperti biasa, apabila kamu mempunyai pertanyaan atau masukan, silahkan tinggalkan komen. Dan silahkan terhubung dengan saya di akun Facebook dan Instagram.

👉Tolong share lewat WhatsApp👈

 

Silahkan bergabung sama saya di:

2 Komentar

  1. Lina

    Dear Chiaki,
    Makasih ya, artikel ini bikin aku lebih ngerti ttg diri aku sendiri. Selama ini aku tuh mikir kalo pacar aku wajib bikin aku seneng, tapi kenyataannya malah lebih sering bikin aku cranky sampe akhirnya kita putus..hu..hu..hu..
    Sekarang aku ngerti alesannya.. Mdh2an aku bisa belajar utk ngerubah cara pikir aku..wish me luck ✌🏻

    Balas
    • Chia

      Dear Lina.
      Tenkyu iya telah kasih komen. Saya sangat senang bahwa you dapat manfa’at dari artikel ini.
      Keep up the good spirits iya…
      Chiaki

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Shares
Share This